Persyaratan agar padi tumbuh dengan maksimal :
- Padi dapat tumbuh dengan ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperatur 19-27 derajat C.
- Memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan
- Angin berpengaruh dalam penyerbukan dan pembuahan
- Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm
- Ph tanah 4-7
Pedoman teknik budidaya
- Benih > > Dengan jarak tanam 25 x 25 cm per 1000 m2 Sawah membutuhkan 1,5-3 kg. Jumlah ideal benih yang di sebarkan sekitar 50-60 gr/m2. Perbandingan luas tanah untuk pembenihan dengan lahan tanam adalah 3:100 / 1000m2 sawah 3,5 m2 pembibitan
- Perendaman Benih > > Benih di renadam dengan Poc Nasa dan air, dengan dosis 2cc/lt air selama 6-12 jam. Tiriskan dan masukkan ke karung goni dan benih yang mengambang di buang. Selanjutnya di peram menggunakan daun pisang / di pendam dalam tanah selama 1-2 malam hingga benih berkecambah serentak.
- pemeliharaan pembibitan > > Persemaian di airi dengan berangsur sampai setinggi 3-5 cm. Setelah bibit berumur 7-10 hari dan 14-18 hari , di lakukan penyemprotan Poc Nasa dengan dosis 2 ttp/ tangki.
- Pemindahan benih > > Bibit yang siap di pindah tanamkan ke sawah berunur 21-40 hari, berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang hama dan penyakit.
- Pemupukan > > Pemupukan sangat mempengaruhi hasil panennya. Semua pupuk makro di sebar di tanah secara merata sesuai dosisnya. Kusus penggunaan Hormonik dapat di campur Poc Nasa kemudian di semprot 3 - 4 ttp NASA + 1 ttp Hormonik / tangki ) Hasil akan berfariasi menurut faritas, kondisi dan jenis tanah serta serangan hama dan penyakitnya.
Tabel Penggunaan Supernasa dan Poc nasa
Jenis pupuk
|
Waktu aplikasi
| ||
Olahan tanah (Kg)
|
25 hari (Kg)
|
45 hari (Kg)
| |
Urea
Za
SP-36
KCL
Dolomit
|
18
2
10
10
25
2-3 botol
(siram)
|
36
3,5
2,5
10
-
1 botol
(Siram)
|
18
2
-
20
-
-
|
Catatan : Dosis produksi padi 1 – 1,2 ton / 1000 m2 Gabah Kering Panen
Jenis Pupuk
|
Waktu Aplikasi
| ||
Olahan Tanah (Kg)
|
25 hari (Kg)
|
45 hari (Kg)
| |
Urea
SP-36
KCL
|
7,5
12,5
-
1 botol
-
|
15
2,5
5
-
4-5 ttp/tgk
(semprot)
|
7,5
-
10
-
4-5 ttp/tgk
(semprot)
|
Catatan : Dosis produksi padi 0,8 - < 1 ton / 1000 m2 Gabah Kering Panen
Jenis Pupuk
|
Waktu Aplikasi
| ||
Olahan tanah (Kg)
|
25 hari (Kg)
|
45 Hari (Kg)
| |
Urea
SP-36
KCL
|
6
11,5
-
20-40 ttp
-
|
10,5
-
4
4-8 ttp/tgk
1 ttp/tgk
Campur nasa
|
6
-
7,5
4-8 ttp/tgk
1ttp/tgk
Campur Nasa
|
Catatan : Dosis produksi padi 0,6- < 0,8 ton / 1000 m2 Gabah Kering Panen
Cara penggunaan Supernasa dan Poc nasa
- Pemberian SUPERNASA dengan cara di larutkan dalam air secukupnya bisa di siramkan ( Hanya di siramkan)
- Jika dengan POC NASA di campur air secukupnya bisa di siramkan / di semprotkan
- Khusus SP-36 bisa di larutkan SUPERNASA atau POCNASA sedangkan pupuk makro lainnya bisa di sebar secara merata.
- Pengolahan lahan ringan >> Di lakukan pada umur 20 HST, bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah, yaitu pembuangan gas beracun dan menyerap oksigen.
- Penyiangan > > Penyiangan rumput-rumput liat seperti jajagoyang, sunduk gangsir, teki dan eceng gondok di kakukan 3 kali umur 4 minggu, 35 dan 55.
- Pengairan > > Pengairan di lakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembuangan dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya pada fase sebelum bunting bertujuan pembentukan anakan dan fase pemasaan biji untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji.
Pengendalian Hama Dan Penyakit
- Hama putih (Nymphula depunctalis) Gejala : menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung dan padi. Pengendalian : (1) Pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun, (2) Menggunakan BVR atau pestona.
- Padi thrips (Thrips oryzae). Gejala : daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan. pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian : BVR atau Pestona.
- Wereng penyerang batang padi : wereng padi coklat (Nilaparvata lugens) wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan wereng penyerang daun padi : wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep). Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala : tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian : (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 48, IR-64, Cimanuk, Progo dsb. membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah (2) penyemprotan BVR.
- Walang Sanget : Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala buah hampa atau berkwalitas rendah seperti berkerut, warna coklat dan tidak enak. pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam. Pengendalian (1) Bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepaskan musuh alami seperti jangkrik, laba-laba (2) Penyemprotan BVR atau Pestona.
- Kepik hijau : Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang di serang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian : mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya penyemprotan BVR dan Pestona.
- Penggerak batang padi terdiri atas : penggerak batang padi putih. kuning, bergaris, dan merah jambu. Menyerang batang dan pelapah daun. Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah di cabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda di sebut hama "Sumdep" dan pada tamanan bunting (Pengisap biji) di sebut "beluk". Pengendalian (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membeker jerami (2) penggunaan BVR atau Pestona
- Hama tikus : menyerang batang muda (1-2 bulan ) dan buah. Gejala adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hemat di tengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian : pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami, seperti ular dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic)
- Burung : Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan, Pengendalian: Mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
- Penyakit bercak daun coklat : Penyebabnya adalah jamur Helmintosporium oryzae. Gejala : menyerang pelapah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji bercak-bercak coklat namun tetap berisi, Padi dewasa bercak kuning , biji kecambah busukdan kecambah mati. Pengendalian : merendam benih di air hangat+ POC NASA, pemupukan berimbang, dan tanam padi dengan varitas tahan penyakit.
- Penyakit blast Penyebab : jamur pylicuralia oryzae Gejala : menyerang daun buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat tangkai malai membusuk. Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian : (1) Membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri, IR-48,IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan Fase vegetataif dan fase pembentukan bulir (2) pemberian GLIO pada awal tanam.
- Busuk pelapah daun Penyebab Jamur Rhizotonia sp Gejala : menyerang daun dan pelapah daun pada tanaman yang sudah membentuk anakan.Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Pengendalian (1) menanam padi tahan penyakit (2)Pemberian glio pada saat pembentukan anakan.
- Penyakit fusarium >> Penyebab : jamur fusarium moniliforme. Gejala menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai dan akar membusuk. Pengendalian : merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan di sebari GLIO di lahan.
- Penyekit kresek / hawar daun >> Penyebab : bakteri xantomonas. Gejala menyerang daun dan titik tumbuh. terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan terdapat cairan berwarna kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian : (1) menyerang varitas tahan penyakit seperti IR-36,IR-46,Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan, pengendalian di awal dengan GLIO.
- Penyakit Kerdil >> Penyebab : Virus di tularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens, Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kekuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tapi kecil. Pengendalian : sulit di lakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada pengendalian vector dengan BVR atau Pestona.
- Penyakit tungro >> Penyebab: virus yang di tularkan oleh wereng hijau Nephotettix imipicticeps. Gejala : menyerang semua bagian tanaman., pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembuangan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti kelara, IR52, IR36, IR48, IR54, IR46,IR42 dan mengendalikan vektor virus dengan BVR.
Panen dan pasca panen
- Panen di lakukan jika bulir gabah 80% menguning dan tangkai menunduk
- Alat yang di gunakan ketam atau sambit
- setelah panen segera di rontokkan malainya dengan mesin atau tenaga manusia.
- usahakan kehilangan hasil panen seminim mungkin
- Di lakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari
- etelah kering lalu di giling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya
- Dan beras siap di konsumsi ataupun di jual.
Semoga bermanfaat telah membaca aetikel Teknik Budidaya Padi Organik Dengan Metode Naturl Nusantara ( Nasa)
0 Response to "Teknik Budidaya Padi Organik Dengan Metode Naturl Nusantara ( Nasa)"
Posting Komentar